PRANA SAKTI INDONESIA CABANG PEKALONGAN MENGEDEPANKAN KUALITAS ANGGOTA MENJADI MANUSIA YANG BERTAQWA KEPADA ALLAH SWT.

Sabtu, 16 Juni 2012

TINGKAT HALUSAN

Pada post yang lalu saya bahas Tingkat Dasar /Kasaran,kali ini akan kita bahas Tingkat halusan yang merupakan rangkaian dari tingkat di bawahnya dalam artian sebuah anak tangga. Anak tangga di tingkat ini halusan sebagai bentuk dari mulainya sebuah pembentukan karakter ke arah remaja yang mulai mengerti berbagai cabang jalan yang ternyata semuanya serba belok ,arti ada persimpangan jalan dan penuh relief lembah gunung ngarai tegak curam dan terjal. Tatapan mata telanjang di sini akan berpengaruh getaran hati yang mulai mengerti tetapi dalam taraf dangkal. Makanya rambu-rambu,isyarat,simbol global mulai diberikan di tingkat halusan ini agar siap untuk mulai melangkahkan kaki meniti dan menjalaninya sebelum terlalu jauh sebuah kehidupan dialami yang penuh gelombang angin topan menerpanya.

Halusan yang dimulai dari 1 sampai 10 tentu saja tangga demi tangga gedung tingkat 2/dua. Titik acuan sentral dalam tingkat ini mulai bisa merasakan arti dari ABC dalam penghayatannya. Nafas halus yang tidak boleh didengar oleh telinganya sendiri mengisyaratkan supaya hatilah yang bicara yang amat pelan lagi sopan santun dengan penuh lemah lembut berharap yakin doanya,dzikirnya akan didengarkan Allah Swt. Dzikir dalam hati adalah sangat rahasia yang meminimalisir riya' atau pamer kepada sesama makhluk terutama manusia. Karena tidak pantas kita memamerkan sesuatu kepada sesama manusia yang akan menjauhkan doanya diterima Allah Swt  Sang Pencipta langit bumi seisinya jagad raya ini. Sehebat dan setinggi ilmu apapun manusia tetap saja banyak kekurangan jika mau mengakuinya. Namun kebanyakan manusia tidak sadar dengan dirinya asal mula diciptakan Allah Swt yang hanya setetes air mani melalui perantaraan kedua orangtuanya.  Namun kenyataannya menjadi musuh yang nyata kepada Allah Swt.

Setiap anggota Prana Sakti Indonesia hendaknya tahu dan paham arti tingkat halusan . Bukan saja yang halus hanya gerakan dan nafasnya saja tetapi hatinya yang penuh makna penghayatan dalam mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari agar selalu ingat kepada Allah Swt pada saat berbaring,duduk dan berdiri. hatinya tiada sepi dari mengingat Allah swt. (Mohon tunggu lanjutannya...!!!)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar